imayatiwahidah.com

Mitos dan Stigma Kusta Mengakar, Bagaimana Nasib OYPMK?

6 comments
permasalahan kusta
Hai Halo, MakOtak! Pernah mendengar salah satu penyakit yang bernama Kusta? Apa yang pertama kali diingat jika ada yang mengatakan itu? Sampai sekarang masih banyak mitos dan stigma kusta mengakar dalam tubuh masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Karena terkadang informasi yang belum begitu masif belum sampai kepada mereka, salah satunya tentang kusta.

Padahal para OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) juga mempunyai hak untuk berbaur kembali dengan masyarakat. Mereka perlu mendapatkan dukungan terutama dari keluarga terdekat dan lingkungan sekitar untuk memulihkan kondisi psikologis yang sempat tergerus saat mengalaminya. Hari ini Alhamdulillah berkesempatan mengikuti live streaming yang diadakan oleh kbr.id dan nlrindonesia terkait dengan kemerdekaan bagi OYPMK. Satu jam yang sangat bermakna. Penasaran? Baca sampai habis ya!


Sejarah, Mitos, dan Stigma Kusta

sejarah mitos dan stigma kusta

Berbagai macam mitos dan stigma kusta banyak menyebar di masyarakat. Padahal hal-hal tersebut tidaklah benar dan sudah dilakukan penelitian. Memang tidak dapat menyalahkan sepenuhnya ke masyarakat saja, apalagi masyarakat awam yang menyerap informasi sebagian besar hanya dari media dan mulut ke mulut. Maka dari itu perlu adanya pelurusan informasi secara merata dari banyak kalangan.

Kusta sendiri termasuk penyakit kulit yang tersebar di berbagai belahan dunia, dan menjadi penyakit endemik di beberapa negara. Penyakit kusta sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi, menurut Kementerian Kesehatan RI hal tersebut diketahui dari peninggalan sejarah di Mesir, di India 1400 SM, di Tiongkok 600 SM dan Mesotomia 400 tahun SM dimana pada masa purba tersebut telah terjadi pengasingan pada penderita kusta.

Istilah kusta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kustha (kumpulan gejala-gejala kulit secara umum). Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Agen penyebab kusta ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Norwegia yaitu Gerhard Henrik Armauer Hansen pada 28 Februari 1873. Sehingga penyakit kusta ini disebut juga penyakit Morbus Hansen. beberapa nama lain dari penyakit kusta ini yaitu Lepra, Hanseniasis, Elephantiasis, Melaats, dan lain-lain.

Karena sudah menjadi turun-temurun info mitos dan stigma kusta mengakar, maka butuh waktu untuk meluruskannya kepada masyarakat. Beberapa mitos dan stigma terkait dengan kusta adalah sebagai berikut :

Penyakit Kutukan

Ada yang pernah mendengar ini? Kusta adalah penyakit yang sarat akan mistis dan orang yang terkena merupakan orang yang dikutuk, maka harus diasingkan. Wah, seram sekali padahal kusta tidak ada hubungannya dengan kutukan ya. Sudah jelas penyebab penyakitnya.

Penyakit Turunan

Katanya jika ada keluarga yang terkena kusta maka pasti keturunannya akan terkena juga. Ini tidak benar, belum tentu seperti itu karena penyakit ini bukan diakibatkan oleh genetik tetapi dari Mycobacterium Leprae. Hal ini membuat stigma di masyarakat tidak hanya orang yang terkena kusta yang dikucilkan, tetapi sampai keluarga dekatnya.

Penyakit yang Mudah Menular

Kusta memang dapat menular tapi tidak mudah. Orang dengan daya tahan tubuh yang sangat lemahlah yang dapat terkena. Penularannya melalui cairan hidung saat penderita batuk. Ingat ya, penderita bukan orang yang sudah sembuh.

Penyakit yang Tidak Bisa Sembuh

Hal ini menjadi mimpi buruk bagi OYPMK setelah sembuh mereka pun masih mengalami diskriminasi dari sekitar bahwa masih menularkan ke orang lain. Padahal jika penderita sudah sembuh, maka tidak akan menularkan ke orang lain.


Makna Kemerdekaan Bagi OYPMK, Seperti Apa?

makna kemerdekaan bagi oypmk


Hari ini, 24 Agustus 2022 pukul 09.00 - 10.00 WIB aku berkesempatan mengikuti live streaming di channel youtube BeritaKBR yang diadakan oleh kbr.id dan nlrindonesia terkait dengan makna kemerdekaan bagi OYPMK, mengingat bulan ini adalah bulan kemerdekaan dan masih dalam suasana tersebut.

Host acara ini adalah Rizal Wijaya dengan dua narasumber hebat dan inspiratif yaitu dr. Mimi Mariani Lusli (Direktur Mimi Institute) dan Mbak Marsinah Dhede (OYPMK / Aktivis Difabel dan Perempuan). Keduanya merupakan OYPMK dan menyandang disabilitas namun dapat bertahan dan bangkit dari mitos dan stigma kusta mengakar. Berikut Rundown Acara tadi pagi :


09.00 - 09.05 Pembukaan oleh Host

09.05 - 09.55 Materi, Tanya Jawab Dua Arah

09.55 - 09.59 Closing Statement

09.59 - 10.00 Penutup oleh Host

Pada saat acara berlangsung, dua narasumber bercerita pengalamannya saat mengalami kusta dan disabilitas. Merasa sangat bersyukur karena mendapatkan support sistem yang sangat kuat terutama dari keluarga terdekat.

flyer oypmk kusta
Namun, jika penderita kusta tidak mendapatkan support sistem yang kurang mendukung bisa meminta bantuan ke fasilitas kesehatan terdekat terlebih dahulu, yaitu Puskesmas untuk perawatan secara gratis. Selain itu bergabung dengan organisasi terkait juga dapat meningkatkan dukungan, dari informasi yang diberikan dr. Mimi nama organisasi yang menaungi OYPMK dan sudah tersebar di seluruh Indonesia adalah Permata. Selain itu, dapat bergabung pula dengan organisasi disabilitas.

Menurut kedua narasumber, membangkitkan psikologis dan harapan hidup OYPMK haruslah didukung bersama selain dari dirinya sendiri dan lingkungan sekitar, pemerintah memegang poin penting dalam hal pemegang kebijakan dan peraturan. Saat ini, memang sudah ada Undang-undang khusus terkait dengan penyandang disabilitas namun dalam realisasinya masih sangat kurang sehingga mitos dan stigma masih berkembang di masyarakat.

Disisi lain, saat ini sudah banyak kemajuan yang dijalankan termasuk kesempatan bekerja bagi para penyandang disabilitas yaitu menurut Undang-undang mendapatkan jatah 2% di setiap instansi BUMN maupun swasta. Di lembaga pemerintahan saat perekrutan ASN juga ada formasi khusus untuk penyandang disabilitas ini. Maka, memanfaatkan dan menggunakan kesempatan serta mengasah keterampilan merupakan hal yang harus selalu dilakukan.

Beberapa makna kemerdekaan bagi para OYPMK adalah sebagai berikut :

Bangkit dari Keterpurukan

Semua hal diawali dari diri sendiri. Termasuk dengan OYPMK, bangkit dari rasa insecure setelah mengalaminya adalah hal yang tidak mudah. Tetapi harus dilakukan untuk melanjutkan kehidupan.

Menambah dan mengasah kemampuan diri, terutama keahlian bisa dilakukan mandiri oleh OYPMK seperti melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan, dan lain sebagainya. Jika saat perjalanan ada hal yang mengganjal dan hak dipersulit dapat melapor ke lembaga terkait.

Bergandengan Bersama

Melakukan hal secara bersama menjadikan semakin kuat dan mendapat suntikan energi yang besar. Maka dari itu, bagi para OYPMK disarankan untuk mengikuti organisasi bersama untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi mental.

Berani dan Edukasi

Banyak masyarakat yang masih tertanam mitos dan stigma kusta mengakar. Maka jika ada yang seperti itu janganlah merasa sedih, ajak bicara dan dekati. Berikan edukasi sesuai dengan fakta yang ada.

Sayang sekali karena waktu yang dialokasikan hanya satu jam membuat aja terasa sangat singkat, dan ada lima orang beruntung yang terpilih sebagai penanya terbaik. Masing-masing mendapatkan E-wallet senilai seratus ribu rupiah. Bukan aku MakOtak belum beruntung, hehe.

Tugas Kita untuk Mereka

tugas kita untuk mereka

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain juga, maka sudah menjadi tugas kita saling membantu sesama termasuk kepada para OYPMK. Terutama bagi yang sudah memahami tentang tidak benarnya berbagai macam mitos dan stigma kusta mengakar.

Bisa kita mulai dengan hal-hal berikut ini, yaitu menghapuskan mitos dan stigma dalam diri sendiri dengan fakta yang sudah jelas, memberikan dukungan dan ajak sosialisasi para OYMPK, dan tolak diskriminasi. Jika terus-menerus dilakukan lingkungan sekitar akan mulai memahami walaupun membutuhkan waktu.

Semoga kita bisa menjadi salah satu yang dapat memberikan bantuan terhadap OYMPK serta membuang mitos dan stigma kusta mengakar di luar sana. Karena jika bukan dari kita, siapa lagi? Karena kusta bukan kutukan dan bisa disembuhkan, mari rangkul mereka. Terimakasih sudah berkunjung ke blogku, untuk berkenalan lebih jauh klik disini ya!

Related Posts

6 comments

  1. bahaya sekali memang jika kita menyerap informasi melalui mulut ke mulut yang belum tentu kebenarannya. Sebenarnya di masyarakat masih mengakar mitos-mitos tentang kusta ini, sehingga artikel ini sangat penting untuk menolong membuka mata kita semua.

    ReplyDelete
  2. Banyak bgt stigmanya yaa jadi gak fokus ke penyembuhannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang kena fokus ke sembuh, giliran sembuh masih kena mitos dan stigma. Hiks

      Delete
  3. Iyaa bener kıta harus memberi dukungan untuk orang-orang penderita kusta ini agar mereka setidaknya mereka lebih percaya diri lagi

    ReplyDelete

Post a Comment