imayatiwahidah.com

Cara Mendidik Anak Perempuan

8 comments
cara mendidik anak perempuan

Hai Hallo MakOtak, ada yang sudah nungguin artikel cara mendidik anak perempuan ini nggak? Lanjutan dari yang kemarin versi laki-laki. Maaf ya, lumayan lama hiks akhirnya bisa nulis part 2 ini setelah berjibaku dengan lainnya. Pas banget deh tugas akhir pelatihan blogspedia batch 3 ini menulis artikel dengan tema bebas kecuali hari terakhir selama enam hari berturut-turut. Jadi mau melunasi hutang ke kalian hehe.

Memiliki anak merupakan suatu anugerah, baik laki-laki maupun perempuan. Dibalik itu, tantangan orang tua dalam mendidik mereka semakin hari semakin berat apalagi di zaman yang serba ada ini. Kali ini aku akan sharing khusus tetap dari dr. Aisyah Dahlan, kajian tentang cara mendidik anak perempuan. Tentunya sesuai fitrah dan berdasarkan banyak penelitian. Mari disimak!


Karakter Perempuan

karakter perempuan


Saat masih bayi hingga sebelum menginjak usia remaja, otak anak baik itu laki-laki maupun perempuan belum berkembang secara sempurna. Termasuk kecenderungan akan gendernya. Maka dari itu saat usia tersebut orang tua berperan untuk mendampingi untuk mematangkan perkembangan otak anak.

Mendidik anak perempuan pada usia TK-SD merupakan usia yang paling idealis untuk menanamkan nilai-nilai atau prinsip kehidupan yang dianut. Karena di usia tersebut anak mudah menyerap informasi dan rasa patuhnya tinggi.

Namun, saat memasuki usia remaja jangan kaget jika orang tua sedikit nyut-nyutan saat menasehati anak perempuannya karena itu memang adalah masa dia. Dampingi dan arahkan tanpa menekan terlalu, karena di usia remaja perempuan mudah mengalami stress.

Adapun beberapa karakter perempuan menurut sains yang alamiah dilansir dari jadiberita.com diolah melalui beberapa sumber adalah sebagai berikut ini :

Lebih Cerewet

Seperti yang aku pernah jelaskan di artikel part 1 sebelumnya tentang mendidik anak laki-laki, bahwa setiap hari perempuan harus mengeluarkan kurang lebih tiga belas ribu hingga dua puluh ribu kata dibandingkan dengan laki-laki yang hanya tujuh ribu sampai dua belas ribu kata saja. Itu sebabnya secara alamiah emak lebih cerewet dibandingkan bapak, hehe.

Lebih Banyak Tahu Warna

Apakah kalian sudah pernah mengalaminya? Ada merah maroon, bata, lavender, rose gold, dan lain sebagainya untuk kaum hawa. Namun disisi kaum adam hanya ada merah, ungu, dan warna basic saja.

Lebih Peka Terhadap Bau

Allah berikan fitrah terhadap perempuan untuk mempunyai daya cium yang lebih peka daripada laki-laki.

Lebih Peduli

Perasaan di sebagian besar perempuan lebih dominan daripada logikanya, maka kepeduliannya juga lebih sensitif.

Bisa Multitasking

Berdasarkan penelitian, perempuan dapat melakukan banyak hal sekaligus dibandingkan dengan laki-laki yang fokus kepada satu hal.

Lebih Bersih

Sebagian besar perempuan mempunyai naluri kebersihan yang lebih tinggi daripada laki-laki. Walaupun tidak menampik juga ada beberapa laki-laki yang kebersihannya melebihi perempuan.

Lebih Merasakan Sakit

Saraf pada perempuan lebih sensitif daripada laki-laki yaitu di ujung kulit. Sehingga lebih mudah merasakan sakit.

Tidak Selucu Pria

Walaupun ada komedian perempuan, namun secara garis besar laki-laki lebih mempunyai bakat untuk humoris daripada perempuan.

Pengendara yang Buruk

Jarak pandang perempuan melebar, sedangkan laki-laki lurus jauh ke depan. Sehingga membuat perempuan jika berkendara masih bisa menjangkau kanan-kiri membuatnya kurang fokus.

Lebih Emosional

Sudah tidak asing ya, perempuan cenderung menerima sesuatu dengan emosinya terlebih dahulu.


Anak Perempuan Menginjak Remaja

anak perempuan menginjak remaja

Perlu kita ketahui, bahwa hormon yang dominan antara laki-laki dan perempuan berbeda. Laki-laki walaupun usianya sampai seratus tahun, masih dapat mengeluarkan sperma. Berbeda dengan perempuan yang akan habis sel telurnya maksimal di usia tujuh puluhan tahun. Namun, di zaman sekarang menginjak akhir usia enam puluhan rata-rata sudah menopause.

Hormon pada perempuan yang dominan tersebut bernama estrogen, dan akan membuncah saat memasuki usia remaja ditandai dengan perubahan fisik dan mengalami menstruasi untuk pertama kali. Saat mendidik anak perempuan di usia ini orang tua diharapkan dapat dekat dengan anak layaknya teman sebayanya sehingga mereka merasa nyaman untuk berbicara.

Para orang tua dapat mengamati perubahan karakter pada anak perempuannya ini di usia remaja dengan ciri-ciri antara lain :

1. Lebih Banyak Bicara
2. Lebih Banyak Berinteraksi dengan Teman Sebaya
3. Lebih Sering Memikirkan tentang Pria
4. Lebih Mencemaskan Penampilan
5. Lebih Mudah Stress
6. Lebih Banyak Menunjukkan Emosi Secara Berlebihan

Jadi para orang jika mendapati perubahan karakter pada anak perempuannya seperti di atas, jangan dimarahi dan disalah-salahkan ya hehe. Nantinya, jika dia merasa tidak nyaman dengan orang tuanya sendiri, maka akan lebih bergantung pada teman sebayanya. Padahal dukungan dan pendampingan orang tua sangat penting berperan saat mereka remaja.


Cara Meluluhkan Hati Anak Perempuan

cara meluluhkan hati anak perempuan


Mendidik anak perempuan maupun laki-laki tidak ada yang mudah ya. Karena berhubungan dengan manusia dan berbagai karakternya membuat hal tersebut cukup rumit untuk dijalankan. Namun, paling tidak kita melakukan beberapa usaha yang bisa dilakukan tanpa melakukan kekerasan.

Berikut beberapa tips dari dr. Aisyah Dahlan dalam mendidik anak perempuan untuk meluluhkan hatinya, antara lain :

Perhatikan Saat Anak Bercerita

Jika anak perempuan kita nyaman terhadap orang tuanya, secara alamiah dia akan bercerita. Pastikan luangkan waktu untuk fokus kepadanya jika dia mulai bercerita, jangan disambi mengerjakan pekerjaan lainnya. Maka dia akan merasa dihargai dan akan lebih nyaman untuk dekat dengan orang tuanya.

Jangan Remehkan Hal Apapun Tentangnya

Anggaplah semua yang diceritakan anak perempuan merupakan hal yang serius. Berikan wajah yang empati terhadap ceritanya, hindari ekspresi datar dan terkesan cuek. Karena seorang perempuan suka jika lawan bicaranya merasa empati terhadap ceritanya.

Lihat Wajahnya Saat Berbicara

Berbeda dengan laki-laki yang lebih nyaman tidak ditatap mata dan wajahnya saat berbicara, perempuan lebih suka jika dia berbicara diperhatikan sepenuhnya. Hal ini membuatnya merasa diperhatikan dan berharga.

Perempuan Tidak Butuh Solusi

Tidak hanya kita orang dewasa, dari kecil pun perempuan mempunyai naluri lebih senang hanya didengarkan ceritanya secara panjang lebar tanpa dipotong tengah jalan. Tidak membutuhkan solusi jika dia tidak bertanya. Pastikan saja dengarkan ceritanya sampai habis, sesekali berikan tanggapan secara tulus. Oh begitu, kasihan ya. Wah, senang sekali. Dan lain sebagainya.

Pada saat kajian berlangsung dr. Aisyah Dahlan bertanya kepada jamaah apakah sudah tahu cara menghadapi suatu pembulian menurut ajaran agama Islam? Ternyata banyak yang belum tahu. Ya seperti yang kita sadari, bahwa usia remaja adalah usia yang rawan terjadinya suatu pembulian, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.

Nah, ceritanya pada suatu ketika sahabat Abu Bakar R.A sedang berjalan dengan Rasulullah, tiba-tiba ada orang yang datang membully beliau dengan kata-kata yang tidak enak, terus-terusan dan lama. Awalnya beliau berdua diam, bahkan Rasulullah mengangguk-angguk saja bahkab sambil tersenyum sesekali.

Namun, lama kelamaan sabahat Abu Bakar R.A tersulut juga emosinya karena orang tersebut melewati batas dan beliau membalas bulliannya, lalu Rasulullah pergi meninggalkan Sahabatnya. Abu Bakar R.A merasa tidak enak dan akhirnya menghampiri Rasulullah dan bertanya, "Ya Rasullah mengapa engkau diam saja dan sesekali tersenyum saat orang tadi mengolok-olok aku dan pergi saat aku membalasnya?".

Dijawab oleh beliau, "Karena saat orang tadi mengolok-olokmu dan engkau diam, malaikatlah yang membalas langsung kepadanya. Tetapi saat engkau membalasnya, malaikat pergi dan setan yang datang maka aku pergi. "

Perlu diingat ya para orang tua, bahwa hal tersebut untuk bullian bersifat hanya kata-kata. Karena goal seorang pembully adalah membuat orang yang dibullinya marah, meraung-raung, hingga menangis. Itu tandanya dia berhasil.

Namun, jika sudah mengancam jiwa orang tua wajib mengajarkan anak untuk mempunyai benteng pertahanan diri dan keberanian untuk melaporkan hal tersebut kepada guru atau orang tuanya. Jangan sampai membuat anak untuk takut berbicara kepada kita ya MakOtak!

Zaman sekarang sudah masuk zaman keterbukaan antara orang tua dengan anak, berbeda dengan kita dahulu yang sering memendam sendiri karena malu atau takut, hanya buku diary yang menjadi pelampiasan emosi kita saat senang, sedih, marah bukan? Coba deh yang masih menyimpan buku diarynya dibaca ulang, hehe.

Kita pun melewati masa-masa itu lho. Jadi temani, dampingi, perbanyak sabar ya saat mendidik anak perempuan terutama menginjak usia remaja. Semangat! Semoga Allah mudahkan kita. Aamiin. Terimakasih sudah berkunjung ke blogku untuk kenal lebih jauh klik disini, mari belajar bersama mendampingi keluarga.

Related Posts

8 comments

  1. Ternyata mau anak laki-laki atau perempuan tetep semuanya juga butuh kesabaran ya mbaaa

    ReplyDelete
  2. perempuan tidak butuh solusi tapi butuh didengarkan... hehe

    ReplyDelete
  3. Anakku 2 perempuan mb...thanks ya udh sharing jd ny ak belajar juga bagaimana mendidik mereka

    ReplyDelete

Post a Comment