imayatiwahidah.com

Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome



cara mengatasi baby blues syndrome


Hai MakOtak , sudah tidak asing lagi ya di telinga kita tentang istilah baby blues. Atau ada yang belum tahu dengan istilah tersebut? Sebagian besar orang tua yang baru memiliki seorang bayi mengalaminya. Dan ternyata tidak hanya Ibu saja yang mengalaminya lho! Ayah pun juga bisa. Bagaimana ya cara mengatasi baby blues syndrome? Yuk simak tips di bawah ini.


Pengertian Istilah Baby Blues Syndrome


pengertian istilah baby blues syndrome


Baby blues sendiri adalah suatu keadaan seseorang (bisa Ibu atau Ayah) merasa sangat bersedih dan cemas setelah kelahiran buah hatinya. Perasaan bersalah yang menghantui ini normal dialami oleh orang tua yang baru mempunyai seorang anak. Rentang waktu rata-rata yang terjadi adalah sekitar 2 mingguan setelah bayi lahir. Namun, bisa berbeda ya tergantung keadaan masing-masing.


Memang sebagian besar seringkali terjadi saat mempunyai anak pertama. Tetapi bisa juga ya saat anak kedua dan seterusnya. Kembali lagi karena setiap orang mempunyai kondisi yang berbeda.


Biasanya, terjadi perasaan yang mudah bersedih, mudah tersinggung, perasaan yang labil, merasa bersalah, cemas, tiba-tiba menangis tanpa sebab, hingga gangguan nafsu makan. Ditambah tutur kata kanan kiri yang terkadang tidak disaring membuat seseorang yang mengalami baby blues syndrome ini bertambah berat.


Jika tidak diatasi secara tepat, baby blues syndrome ini dapat mengarah kepada hal yang berat, yakni PPD (Post Partum Depression). Tanda sudah masuk fase PPD adalah seseorang tersebut tidak hanya merasakan kesedihan, namun sudah ke tindakan menyakiti diri sendiri maupun bayi. Untuk itu, sangat perlu cara mengatasi baby blues syndrome ini sejak dini agar terhindar dari PPD.


Siapa saja yang rawan terkena?

siapa saja yang rawan terkena



Baby Blues Syndrome ini bisa dialami oleh orang tua si bayi ya. Baik seorang Ibu maupun Ayah. Namun, memang sebagian besar dialami seorang Ibu yang baru melahirkan.

Ibu


Hormon yang belum stabil saat seorang Ibu baru melahirkan menjadikan kondisi psikologisnya juga belum jejeg. Tiba-tiba saja menangis atau marah menjadi hal yang lumrah. Selain itu lebih rawan jika seorang Ibu tersebut di lingkungan yang kurang mendukung.

Berbagai mitos pasca melahirkan yang tidak sejalan dengan ilmu kedokteran dapat sangat merugikan di sisi kesehatan, terutama untuk Ibu. Karena butuh keadaan yang mendukung untuk proses pemulihannya.

Selain itu, kondisi fisik yang lelah pasca melahirkan ditambah harus menyusui dan merawat bayi tidaklah mudah. Apalagi jika ada masalah pada kondisinya maupun bayinya.

Maka dari itu sangat penting sekali untuk menyiapkan diri sebelum kedatangan buah hati. Konsultasikan kepada para ahli tentang kondisi Ibu terkini. Tentunya, peran Ayah disini juga sangat besar dalam menjadi salah satu cara mengatasi baby blues syndrome yang dialami oleh istrinya.

Ayah


Apakah seorang Ayah yang tidak mengalami melahirkan secara langsung juga dapat terkena baby blues syndrome? Bisa sekali ya. Apalagi kepada seorang pria yang keadaannya berubah secara tiba-tiba dalam waktu singkat.

Perasaan sedih dan cemas akan tanggung jawab baru yang dipikulnya adalah ciri baby blues syndrome yang dialami oleh seorang Ayah. Biasanya hal ini terjadi 3-6 bulan. Bisa lebih cepat maupun lebih lambat.

Untuk itu, ayah juga membutuhkan dukungan dan motivasi saat terkena syndrome ini. Terjadinya baby blues syndrome pada Ayah ini dapat dikatakan lebih lama fasenya dari pada yang dialami oleh Ibu.


Tips


tips



Nah, apa saja yang perlu dipersiapkan nih agar meminimalisir mengatasi baby blues syndrome ini?

1. Persiapan Sebelum Menikah


Tentunya saat akan menikah sebaiknya sepasang calon pengantin sudah memusyawarahkan hal-hal krusial setelah pernikahan. Baik fisik, mental, dan material. Beberapa pasangan juga sampai menulis di notaris untuk hasil musyawarah ini.

Apakah tidak terlalu lebay nih? Tidak dong, karena kehidupan setelah menikah adalah hal yang tidak selalu mudah. Begitu pula dengan persiapan mempunyai anak ini agar dapat mengatasi baby blues syndrome saat terjadi.

Tentunya, dengan persiapan yang tertata lebih rapi akan menurunkan juga resiko hal-hal yang tidak diinginkan bukan? Bukan berarti tidak mungkin terjadi ya. Seperti pepatah, Sedia Payung Sebelum Hujan.

2. Kematangan Calon Orang Tua


Kapan ya pasangan suami istri bisa dikatakan matang untuk memiliki anak? Sebenarnya saat akan melakukan sebuah pernikahan pasangan bisa melakukan musyawarah terlebih dahulu apakah akan langsung memiliki anak atau menundanya dahulu. Terlepas dari hal apapun ya, karena mental menjadi orang tua juga tidak mudah.

Pastikan kalian berdua siap memiliki seorang anak, karena anak adalah amanah dan tanggung jawab kita, orang tuanya. Allah pasti memberikan hal yang kita butuhkan walau terkadang tidak sesuai dengan keinginan. So, persiapkan dari awal ya. Pastinya semua keputusan berada di tangan kalian yang menjalaninya. Bukan orang lain yang hanya bisa bicara dan berkomentar.

3. Memilih Lingkungan yang Tidak Toxic


Susah-susah gampang ya untuk masalah lingkungan ini, karena pastinya ada plus dan minusnya. Walaupun sudah di lingkungan yang enak tetap saja kadang ada hal-hal yang menggelitik ya.

Pastikan saja hal-hal yang berbau toxic tersebut jangan sampai menembus prinsip keluarga yang telah kalian sepakati bersama. Usahakan hempaskan hal-hal tersebut, buatlah sebuah benteng pengaman di keluarga kalian. Jika sudah hampir menembus benteng, pertahankan dan lawan.

Karena bagaimanapun kita adalah manusia yang memiliki kebutuhan individual dan sosial. Berada dalam titik seimbang diantara keduanya sangat membantu dalam menjaga kewarasan.

4. Carilah Support System yang Mendukung


Pastikan pegang erat support system yang nyaman untuk kalian. Bisa keluarga, handai taulan, atau bisa juga para ahli. Bagaimana sih support system yang bisa dikatakan mendukung? Pastikan kalian merasa nyaman saat bercerita kepada mereka dan tanggapan mereka tidak menghakimi alias menyalah-nyalahkan saja.

Support system yang mendukung sangat membantu dalam mengatasi baby blues syndrome ini. Begitu pula sebaliknya, support system yang tidak mendukung akan menjadikan kita bisa semakin depresi.

Jika hal tersebut sudah terjadi, ada baiknya kita segera menyadarinya dan mengambil langkah yang tepat agar tetap waras pemirsah, hehe. Jika tidak bisa jauh, lebih baik menjaga jarak atau menghindari berinteraksi untuk sementara waktu.

5. Self Love dan Self Reward


Tidak apa-apa sesekali untuk mengambil rehat ya para orang tua, its totally ok dan kalian tidak jahat. Mengambil waktu untuk menenangkan diri sambil makan sate kambing favorit misalnya, hehe.

Peluklah diri sendiri katakan terimakasih karena sudah sama-sama berjuang dengan hebat karena ini tidak mudah. Tidak ada yang salah walaupun semuanya juga perlu untuk selalu belajar.

6. Makan dengan Gizi Seimbang


Seperti anjuran pemerintah terkait program GERMAS selama beberapa tahun terakhir ini. Makan dengan gizi seimbang baik sekali dilakukan, tidak terkecuali untuk Ibu baru dan pastinya Ayah juga. Karena makanan yang kita konsumsi akan berpengaruh juga pada daya tahan tubuh kita.

Terutama untuk Ibu menyusui ya, usahakan makanan yang kita konsumsi memiliki kandungan gizi yang seimbang karena akan mempengaruhi ASI juga.

7. Konsultasi ke Ahli


Konsultasi rutin biasanya dilakukan secara berkala ke dokter atau tenaga kesehatan setelah melahirkan. Namun, jika dirasa terjadi baby blues syndrome yang sudah mengarah ke PPD (Post Partum Depresion) maka segeralah cari tambahan konsultasi yang dibutuhkan. Bisa ke psikolog kepercayaan orang tua sekalian.

Jangan malu untuk mengungkapkan hal yang dirasa memerlukan bantuan ya. Apalagi jika sudah dalam tahap menyakiti diri sendiri atau si bayi.



Sebagai orang diluar lingkaran keluarga kecil itu nih MakOtak, apa sih yang bisa kita usahakan agar Ibu atau Ayah yang terkena syndrome ini bisa merasakan perasaan aman di dekat kita? Yah, paling tidak kita tidak menambah beban pikiran mereka ya dengan perkataan yang menyakitkan.


Jika dirasa perlu dan mampu kita bisa menawarkan bantuan ya ke mereka. Apa yang dibutuhkan. Buatlah mereka senang dengan apapun yang kita ucapkan atau berikan. Tidak perlu menghakimi ini dan itu atas kondisi seorang bayi yang baru lahir.

Setelah membaca ini penulis mengharapkan MakOtak sekalian lebih menjaga lisan, tulisan, maupun perbuatan kepada Ayah dan Ibu yang baru saja mempunyai seorang bayi ya. Karena di negara kita ini budaya unjung-unjung alias berkunjung saat bayi lahir masih kental.

Semoga kita semua bisa saling membantu meringankan dalam solusi cara mengatasi baby blues syndrome di keluarga yang sedang terkena. Bagi pasangan yang akan mendapatkan bayi semangat ya! Kalian pasti bisa. Jangan lupa untuk selalu setia membaca blogku juga. Semoga bermanfaat!

Related Posts

10 comments

  1. Baru tahun bun kalo ayah juga bisa kena ini, jangan-jangan dulu suami juga kena ini kali ya, kebetulan LDM karena saya minta pulang kampung, pas jengukin sedih lihat anak udah berat gedndongnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi banget bun, mungkin disisi lain merasa bersalah. But its oke aku dulu semept ldm juga bun 1 tahun setelah anak lahir hehe mangat!

      Delete
  2. Ternyata ayah juga bisa mengalami baby blues syndrome, ya, kirain cuma ibu yang rentan mengalaminya. Dua kali melahirkan tidak memperhatikan perilaku suami :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya bun bisa jadi, cuma biasanya emosi suami nggak terlalu terlihat seperti kita para ibu

      Delete
  3. satu fase yang sulit sepertinya ya mba, harus bener2 siap untuk berjuang bersama support system... dan mental ibu yang harus sekuat baja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mbak, dan kondisi habis lahiran juga masih belum stabil hormon hehe, paling nggak kita berusaha jadi support system yang mendukung buat lingkungan yang baru lahiran ya

      Delete
  4. terimakasih ilmunya, bermanfaat banget buat yang belum menikah :))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuu, sangat perlu persiapan walau pas menjalaninya juga tidak bisa dibilang mudah. Semangat!

      Delete
  5. Aku ngalamin ini pasca lahiran 2 tahun lalu :" Awalnya udah PD banget gak bakalan kena sindrok satu ini karena dari aku sendiri merasa udah siap. Suami, keluarga dan lingkungan semua positif dan supportif. Pas habis lahiran, mak gubrak, aku nangis terus....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puk puk, proud of you dear! Kamu hebat sudah bertumbuh, kuat, dan bisa menjalaninya big hug online lope lope

      Delete

Post a Comment