imayatiwahidah.com

The Big Way Ngeblog

The Big Way Ngeblog

Rasanya bagai disambar petir saat ada yang mengatakan bahwa aku adalah seorang ibu yang telah mengorbankan anakku dengan alasan saat itu anakku menangis karena harus ku tinggal sebentar ke salah satu minimarket dekat rumah untuk membeli beberapa produk job. Kebetulan ada revisi dan harus take ulang dikarenakan sudah habis dimakan. Lebih menyakitkan lagi yang mengatakan hal itu adalah salah satu anggota keluarga yang seharusnya menjadi support system andalanku. Tapi yah, bagaimanapun tidak semua hal yang kita inginkan bisa sak dheg sak nyet bisa menjadi kenyataan atau sesuai ekspektasi bukan. Pikiranku semakin kacau dan sering sekali terpancing emosi sejak melahirkannya, ya anakku. Sena.

Aku adalah anak pertama. Orang yang bisa dikatakan keras kepala, cukup ambisius, selalu ingin tampil, dan ingin punya prestasi. Tapi qadarullah harus dihadapkan dengan pilihan melanjutkan salah satu mimpiku di dunia karir kantoran saat itu atau harus memaksakan diri untuk ikhlas resign dan mengikuti suami. Betul, memaksakan diri karena tidak pernah terlintas di pikiranku bahwa aku harus di rumah. Sama sekali bukan mimpiku dari dulu. Ya, kami adalah sepasang suami istri yang sama-sama anak pertama dari dua keluarga besar. Sudah telat belum, kok lama, dan bla bla bla itu terus yang menjadi momok tiap bulan, paling mentok kesal apalagi dengan orang yang tidak begitu kenal elus-elus perut, iuh kutepis bener itu tangan akhirnya. Kepala pusing tujuh keliling jika tiap bulan tamu itu masih datang, giliran telat dua bulan diperiksa negatif, ke dokter SpoG malah yang keluar hasil rahim tipis, level stress parah, dan lain sebagainya. Kadang heran dengan tekanan yang jawabannya pun kami tak tahu seperti halnya jika ada yang bertanya, "Kapan malaikat menjemputmu?, "capek banget saat itu.

Bertahan tetap bekerja satu tahun setelah menikah dan LDM dengan suami. Oh ya, mungkin ada yang belum tahu LDM adalah Long Distance Marriage. Kami hanya bertemu satu bulan sekali, kalau beruntung bisa satu bulan dua kali. Satu tahun belum ada tanda-tanda datangnya buah hati yang bingung malah kanan kiri. Akhirnya, oke Bismillah aku yang mendampingi suami. Sampai akhirnya dititik disarankan pijat perut, NO! Mohon maaf itu adalah tempat organ vital yang tidak disarankan untuk dipijat menurut ilmu kedokteran. Sebelumnya sudah konsultasi ke salah satu teman yang kebetulan dokter, langsung diberi tanda silang merah besar. Cuma bisa menangis karena yang memberi saran juga adalah orang terdekat yang sudah entah keberapa kalinya aku menolaknya, sungkan tapi tak sesuai dengan prinsip dan hati nuraniku.

Kami putuskan jika bulan depan belum ada perkembangan akan program kembali ke dokter kandungan. Alhamdulillah sebelum terlaksana niatan kami Allah memberikan amanah. Sangat menyenangkan masa-masa kehamilan selama sembilan bulan, walau muntah darah dan mual di tiga bulan pertama tapi itu adalah kenangan manis bagiku. Saat melahirkan Masya Allah senang sekali.

Tak lama setelah momen itu isinya sering sedih, bosan, bersalah, sebal, marah karena merasa insecure dan tidak jarang disalahkan dengan apapun kondisinya saat tidak baik. Ya, anakku Sena terlahir BBLR padahal aku naik 17 kg. Bahkan salah satu perawat di rumah sakit celetuk, "gimana sih ibunya segede ini bayinya kok kecil banget". Setelah itu entahlah ingin rasanya bekerja kembali, punya posisi, healing sana sini. Tapi ya qadarullah Allah belum berkehendak walaupun banyak usaha yang kulakukan.

"Yuk, ikutan aja may terjun ke dunia influencer kan kamu suka banget nih nulis, "kata salah satu temanku saat itu. Daripada pikiran negatif terus aku iyakan saja agar ada beberapa kegiatan. Eh, ketagihan sampai sekarang. Walaupun masih pemula tapi banyak sekali ilmu baru. Tapi entahlah tetap saja omongan diluar sana selalu membuat hati tergelitik.

"Duh, eman disekolahin sarjana kok nganggur!"

"Ya kalau sekarang ada anak bisa jadi hiburan, besok kalau tua kamu nggak kerja mau ngapain coba?"

"Kasihan ya orang tuanya nggak bisa memetik hasilnya"

"Ati-ati lho kalau suami aja yang kerja, bahaya hehe"

Ya sudahlah terserah kata mereka, yang tahu situasi, kondisi, dan kebutuhan kita ya kita sendiri. Karena kita tidak bisa mengatur pikiran maupun perkataan orang lain, tapi kita bisa mengatur pikiran dan perkataan kita sendiri. Alhamdulillah MasyaAllah Tabarakallah Sena tumbuh cerdas dan sehat, berat badan meningkat pesat dibandingkan saat lahir, ASI lancar.

Karena itu aku akhirnya memutuskan untuk menulis di blog (walau dulu pernah buat saat ada tugas kuliah tapi entahlah nggak ingat sama sekali, mungkin karena bikinnya asal-asalan hehe)

The Big Way Ngeblog


Penjabaran The Big Way Ngeblog


1. Aku suka banget bicara dan menulis 


Dari dulu memang banyak bicara dan menulis, jadi memang harus ada tempat pelampiasannya agar beemanfaat dan nggak ngelantur juga sih, hehe

2. Sebagai tempat eksistensi dan ekspresi diri


Karena sejatinya setiap manusia pasti membutuhkan pengakuan. Yah kalau punya blog sendiri juga bebas mau menulis apa yang ada di otak kita karena kadang atau seringkali berbeda dengan orang lain.

3. Paling utama nih, pastinya berharap blog ini bisa bermanfaat untuk orang lain


Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Walaupun masih banyak curcol nya yah hehe, semoga bisa dipetik yang baik dan buang jauhhhh yang buruk, oke?

Dan malam ini ditutup dengan manisnya saat Sena terbangun melihatku masih mengetik.

"Ibuk, mau minum air, " katanya

"Ini Nak, Bismillah dulu, " kataku sambil meletakkan segelas air di dekatnya

"TV nya mati ya buk, capek ya TVnya, "lanjutnya sambil terkantuk

"Iya, TV nya capek jadi mati dulu istirahat, "sahutku

"Iya, Sena juga capek, Ibuk capek juga?, "sambil memelukku

"Iya Nak, yuk istirahat bareng yuk Love You, "mbrebes mili banget aku

"Love you too Ibuk, "tutupnya

Ya Allah, Alhamdulillahi Bini'mati Tatimmushshalihaat, Rabbi Habli Minas Sholihin. Terima Kasih ya Nak. Boleh kan Ibuk bangga kalau karena kamu sekarang bisa tumbuh semanis ini disampingku secara langsung? Ibuk tidak mengorbankanmu kan Nak? Tidak ada yang salah dan tidak perlu merasa bersalah karena semua Ibu itu bekerja, di rumah maupun di luar rumah semua mempunyai situasi, kondisi, maupun kebutuhannya masing-masing. Dan Ibuk ingin tumbuh (lagi) juga dengan bahagia dan manis seperti senyummu. Dengan tulisan sederhana yang kuharap bisa menjadi manfaat dan atau dipetik hikmahnya untuk pembaca, walaupun bisa jadi lebih banyak curhat colongan semata nantinya. Kumulai dengan Bismillah Berkah Lillah. Aamiin.

Lega rasanya bisa menyalurkan sedikit cerita yang mungkin ada yang menganggap halah gitu aja kok lebay banget! Hehe. Its oke, semua orang berhak berkomentar, dan akupun berhak menulis benar begitu penonton sekalian? Nah, setelah menggalau dengan curhat colongan dariku di atas aku ada beberapa tips manajemen waktu bagaimana membagi antara blogging dan kegiatanku sebagai emak-emak muda newbie no ART, di perantauan sendirian, suami pulang kerjanya rata-rata di atas jam 22.00 malam adalah sebagai berikut ini :

Tips Manajemen Waktu Ngeblog Ala Aku


Tips Managemen Waktu Ngeblog Ala Aku

1. Memanfaatkan Waktu Luang


Entah saat anak sedang tidur, bermain, belajar, dan dia asyik dengan kegiatannya langsung deh disambi merawat blognya. Tetap awasi anak secara berkala (karena anakku masih balita, jadi pengawasannya ekstra)

2. CATAT!


Apapun itu ide di kelapa catat! Wajib membuat goresan walau hanya kerangka sementara. Karena wangsit biasanya datang tak diundang pulang tak diantar, kalau lupa dicatat ya sudahlah biasanya menguap begitu saja, dan bye! Ide hilang

3. Luangkan Waktu Khusus Untuk Serius


Penting, karena untukku menulis cukup susah apabila disambi dengan hal lain, fokus akan hilang. Sehari ada waktu serius satu jam paling tidak untuk menulis dan merawat blog. Bismillah lancar.

4. Dukungan Pasangan


Poin ini yang terpenting sih menurutku untuk yang sudah berumahtangga, ya karena kita hidup bersama harus ada komunikasi yang sehat agar tidak terjadi kesalahpahaman nantinya

5. Bergabung Dengan Komunitas Blogger Yang Nyaman


Kalau dirasa tidak nyaman dengan salah satu komunitas tidak perlu dipaksakan senyamannya saja bagaimana. Tapi kalau aku pribadi suka berkumpul dengan banyak kalangan. Karena selain menambah wawasan juga networking juga lebih luas nantinya.

It's ok to be not ok bestie, you are worth it all.

 

Demikian tulisan perdana The Big Why Ngeblog dan Managemen Waktu Ngeblog Ala Aku yang cukup niat menurutku dibanding tulisan lain yang cuma kerangka belum eksekusi ke blog, hehe. Semoga bermanfaat ya tulisannya walaupun banyak curcol nya sih hehe. Jangan bosan baca tulisan di blogku yaa. See you!
Newer Oldest

Related Posts

10 comments

  1. Wah, tos dulu mbak. Ada beberapa kesamaan di antara kita, hehe. Aku anak pertama, suami juga. Aku sempat mau promil, eh udah duluan dikasih. Aku pun sekarang di rumah aja dgn tiga anak. Terakhir, mau ngeblog dgn beberapa alasan yg sama. Semoga kita bisa jadi blogger sesuai impian ya. Aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. MasyaAllah, Aamiin ya mbak dan bermanfaat buat sekitar. Maaf banyak curcolnya wkwkwk tulisan perdanaku ✌🏻😆

      Delete
  2. Alhamdulillah ya Mbak anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Masyaa Allah..

    Omongan netijen Indonesia kadang suka nggak disaring ya hehe, nggak apa-apa biar lalu saja. Yang penting sekarang mbak punya ruang berkisah dan bercerita di blog. Semoga kedepannya bisa konsisten menulis sehingga banyak manfaat yang bisa dibagikan di blog ini. Salam kenal mbak Ima :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapp salam kenal ya mbak semoga bisa berkarya dan bermanfaat buat sekitar semangat!

      Delete
  3. Poin 1 sama dengan saya mba.. Suka bicara dan menulis blog menjadi wadah menyalurkan hoby tsb.. Makasih mba baguss vig why nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan emang kudu disalurkan ya mbak biar plong hehe

      Delete
  4. Yeah nemu bestie yang sama-sama anak pertama, alhamdulillah ya mbak resign memaksa kita banyak belajar ya, malah jadi balik ke fitrah seutuhnya, semangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo bestiee keep fighting juga yah! Lope lope

      Delete
  5. emang harus selalu siap nyatet di note sih, ide cepet banget lupanya kalo gak dicatet, semangaat mbak

    ReplyDelete
  6. Bener banget, siap kudu semangat nulisnya biar konsisten ya

    ReplyDelete

Post a Comment